MAKALAH VARIAN,KURVA S DAN KONSEP NILAI HASIL (INDIKATOR BCWS, BCWP, DAN ACWP)
ABSTRAK
Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu: biaya, waktu dan SDM. Didalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan
pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok
didalam mewujudkan keberhasilan proyek.
Persoalan
yang timbul
adalah bagaimana mencapai pemecahan
optimum dengan
kondisi
sumber daya yang serba terbatas. Bagaimana
menerapkan suatu metode pada
proyek untuk mengendalikan biaya dan waktu, serta mengendalikan pelaksanaan proyek konstruksi terhadap
terjadinya penyimpangan, dan mengevaluasi proyeksi penyelesaian terhadap terjadinya
penyimpangan pada proyek merupakan tujuan dari penelitian ini. Untuk meningkatkan efektivitas dalam memantau dan mengendalikan proyek,
perlu dipakai metode
yang
mengintegrasikan jadwal dan biaya sehingga mengungkapkan kinerja kegiatan.
Salah satu metode
yang
memenuhi tujuan ini adalah Konsep Nilai Hasil, Earned Value
Concept, yang terdiri dari tiga indikator yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP.
Prosedur penelitian
dimulai
dengan
melakukan studi
kepustakaan, pengambilan data,
melakukan pengamatan langsung pada proyek, dan merangkum hasil pengumpulan
data-data
yang
ada. Variansi yang ditekankan disini adalah untuk
menyelidiki penyimpangan biaya atau jadwal
pelaksanaan yang telah direncanakan atau ditentukan. Bila angka kinerja ditinjau lebih
lanjut maka Angka
indeks kinerja kurang dari satu (<1), dan (>1) yang berarti makin
besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau
anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan
sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak
realistis. Konsep Nilai Hasil bisa diterapkan pada studi kasus ini di dalam tujuan pengendalian dimana
berdasarkan analisis maka pengendalian yang dilakukan banyak
terjadi penyimpangan dari sisi penjadwalan pada saat
pelaporan-pelaporannya. Berdasarkan nilai ETC
dan EAC
yang terhitung maka apabila kinerja tidak
diperbaharui akan terjadi bergeseran.
Kata Kunci : Metode Nilai Hasil,
BCWS, BCWP, ACWP
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan
tidak rutin dan
tidak
berulang,
dikerjakan untuk
suatu
jangka waktu yang tertentu untuk mendapatkan hasil
sesuai dengan yang diinginkan
secara teknis. Kondisi
suatu proyek dipengaruhi banyak faktor
lingkungan sehingga
suatu proyek akan
berbeda dengan proyek yang lain. Pengendalian dalam
proyek konstruksi pada
umumnya menyangkut
tiga aspek utama, yaitu, biaya, waktu dan SDM. Untuk proyek-proyek yang relatif besar dengan logika ketergantungan
yang cukup
kompleks,
perencanaan
dan
pengendalian
menjadi rumit.
Umumnya pada suatu proyek selalu terjadi
penyimpangan baik terhadap
biaya maupun
terhadap waktu, untuk itu diperlukan suatu metode yang tepat agar
parameter yang di kontrol
benar-benar efisien
dan dapat menunjukkan dengan
tepat kondisi proyek. Pengendalian
pada umumnya dilakukan
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan
efisien.
Oleh karena
itu diperlukan analisis
yang memerlukan suatu sistem pengendalian biaya dan jadwal
terpadu agar parameter yang di kontrol
benar-benar efisien dan dapat menunjukkan dengan tepat kondisi proyek.
Suatu bentuk
pelaporan
perkembangan proyek juga
diperlukan agar
produktivitas
pekerjaan terhadap rencana jadwal dan biaya dapat terekam secara
objektif, tercatat
secara rinci
dan
dapat dipertanggungjawabkan
kepada masing-masing peserta proyek.
Didalam
pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling
pokok di dalam
mewujudkan
keberhasilan proyek, sehingga
dalam
penyelesaian proyek ini manajemen
proyek dihadapkan pada usaha-usaha untuk
lebih
mengefektifkan dan mengefisiensikan
kegunaan dari sumber-sumber daya manusia, dana, informasi, teknologi,
peralatan,
fasilitas
dan material. Keberhasilan proyek ini tidak
lepas dari serangkaian aktivitas suatu proyek yang
meliputi tahapan
perencanaan, pelaksanaan
dan
pengawasan agar supaya tujuan
yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
Persoalan yang timbul adalah
bagaimana mencapai pemecahan optimum dengan kondisi
sumber daya
yang
serba terbatas, dengan kata lain kita menghadapi berbagai-bagai masalah dan
bagaimana memaksimalkan keuntungan
kapasitas tenaga kerja dan peralatan
serta meminimumkan biaya dan waktu pelaksanaan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, masalah pokok yang akan diteliti adalah bagaimana
mengendalikan
proyek
agar tidak
terjadi penyimpangan-penyimpangan, dengan menggunakan metode Nilai Hasil,
dengan rincian
rumusan sebagai berikut :
a.
Apakah metode Nilai Hasil dapat diterapkan pada proyek yang
diteliti, untuk mengendalikan biaya dan waktu?
b.
Bagaimana proses pelaksanaan proyek
konstruksi, terhadap
terjadinya penyimpangan?
c.
Bagaimana proyeksi
penyelesaian
proyek?
1.3 BATASAN
MASALAH
Agar penyusunan makalah ini tidak
keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka batasan masalah meliputi :
a.
Menggambarkan kurva S (S Curve)
berdasarkan jadwal yang telah dibuat.
b.
Indikator-indikator ACWP, BCWP, BCWS.
c.
Indeks produktivitas kerja dan kinerja.
1.4 TUJUAN PENELITIAN
Berikut ini merupakan beberapa
tujuan penelitian :
a.
Menerapkan
Metode Nilai
Hasil dapat diterapkan pada proyek untuk mengendalikan biaya dan waktu.
b.
Mengendalikan pelaksanaan proyek konstruksi terhadap terjadinya
penyimpangan.
c.
Mengevaluasi proyeksi penyelesaian terhadap
terjadinya penyimpangan pada proyek.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 CONTROLLING
Ada dua macam
teknik dan metode untuk pengendalian biaya dan
jadual yaitu :
1.
Identifikasi varians
2. Konsep
nilai hasil (Earned Value Concept)
2.2 IDENTIFIKASI VARIANS
Identifikasi
varians digunakan untuk mengetahui adanya
penyimpangan antara kemajuan proyek dengan perencanaannya dalam hal biaya dan
waktu. Analisis varians akan diketahui
perbedaan antara hal-hal berikut :
- Biaya pelaksanaan
dengan anggaran
- Waktu pelaksanaan
dengan jadual
- Tanggal mulai
pelaksanaan dengan rencana
- Tanggal akhir
pekerjaan dengan rencana
- Angka kenyataan
pemakaian tenaga kerja dengan
anggaran
- Jumlah penyelesaian
pekerjaan dengan rencana
Contoh:
Gambar 1. Contoh
Identifikasi Varians dalam Pembangunan Proyek X
2.3 Kurva S
Cara lain
untuk menunjukkan adanya varians adalah
dengan menggunakan grafik yang disebut
dengan kurva S. Bentuk kurva yg menyerupai huruf S dise- babkan kegiatan proyek
berlangsung sbb :
- Kemajuan pada awalnya
bergerak lambat
- Berikutnya kegiatan
bergerak cepat dalam waktu yang
lebih lama
- Akhirnya kecepatan
kemajuan menurun dan berhenti pada
titik akhir.
Gambar 2. Kurva
S
Adapun Guna
kurva S :
- Untuk perkiraan
besarnya biaya yang harus
dikeluarkan setiap periode waktu tertentu
selama pelaksanaan pekerjaan.
- Sebagai alat
pemantauan (monitoring) dari
realisasi pelaksanaan pekerjaan dibandingkan
dengan rencananya apakah masih
dalam batas normal, tertalu cepat atau
terlalu lambat.
Langkah-langkah
untuk membuat kurva S :
- Buat tabel yang
berisi : nama-nama pekerjaan, rencana biaya (dari RAB) dan rencana waktu pelaksanaan atau schedule dalam bentuk diagram balok.
- Hitung bobot biaya setiap pekerjaan :
Bobot biaya
suatu pekerjaan =
- Rencanakan progress
pelaksanaan tiap-tiap pekerjaan (dalam
%) setiap periode waktu pekerjaan
tersebut.
- Kalikan bobot biaya
dengan rencana progress untuk
masing-masing pekerjaan.
- Hitung : Rencana
pelaksanaan (%) setiap periode =
jumlah dari langkah no. 4 untuk setiap periode waktu (setiap kolom).
- Hitung : Kumulatif
rencana pelaksanaan (%) setiap
periode.
- Plotkan kumulatif
rencana tersebut pada area diagram
baloknya, mulai dari 0 % - 100 %.
Langkah 1 dan 2:
Langkah 3 :
Langkah 4-7 :
2.4
KONSEP METODE
NILAI HASIL
2.4.1 Indikator-Indikator Analisa
Konsep
dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisa kinerja dan membuat
prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu dipakai tiga indikator yaitu:
1. BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled).
Indikator ini sama dengan anggaran untuk suatu
paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi
disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, di mana pada
setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi
tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. BCWP
(Budgeted Cost of Work Performed).
Indikator
ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah
diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan
tersebut. Bila angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan
biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap
biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut.
3. ACWP
(Actual Cost of Work Performed).
Adalah
jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari
data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya pada
akhir bulan), yaitu catatan pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode
akuntansi termasuk perhitungan Overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP
merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan dalam
pekrjaan pada jangka waktu tertentu.
2.1.2 Analisa Varians
Analisa
ini berarti data-data laporan pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu
dianalisis kemudian dibandingkan dengan anggaran dan jadwal yang telah
ditentukan. Misalnya dengan mengukur atau menghitung jumlah unit yang telah
diselesaikan kemudian membandingkan dengan perencanaan atau dengan melihat
catatan penggunaan sumber daya misalnya jam orang dan membandingkan dengan
anggaran. Langkah ini menghabiskan hal-hal sebagai berikut:
1.
Varians pada jadwal, berarti penyimpa-ngan waktu
(jadwal) pelaksanaan terhadap jadwal yang telah direncanakan/ ditentukan.
2. Varians
pada biaya, berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran.
Di
samping dapat menunjukkan kumulatif varian pada saat pelaporan untuk pekerjaan
konstruksi secara keseluruhan dan setiap waktu pelaporan yang dikehendaki,
analisis varians juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan pelaksanaan
proyek juga untuk keperluan akuntansi proyek yang bermanfaat antara lain untuk
meyakinkan apakah pembe-banan biaya telah sesuai dengan prosedur dan alokasi,
termasuk vertifikasi dan penelitian kebenaran apakah pekerjaan telah
dilak-sanakan sesuai dengan rencana dan anggaran. Jadi dengan metode ini
gambaran hasil kerja yang telah berlalu yang menunjukkan antara realisasi dan
rencana dapat dilihat.
2.2
Faktor-Faktor Indikator Kemajuan dan
Kinerja Proyek
2.2.1 Varian Biaya dan Jadwal Terpadu
Analisis
kemajuan proyek dengan memakai metode varians sederhana dianggap kurang
mencukupi, karena analisis varians tidak mengintegrasikan aspek biaya dengan
jadwal. Untuk mengatasinya digunakan metode nilai hasil dengan indikator BCWS,
ACWP, dan BCWP. Varians yang dihasilkan disebut varians biaya (CV) dan Varians
jadwal (SV). Sebagai contoh terlihat pada Gambar 1. Ketiga Indikator
digambarkan dalam bentuk grafik dengan biaya sebagai sumbu vertikal dan waktu
sebagai sumbu horizontal. Berbagai kombinasi antara varians jadwal dan varians
biaya disajikan dalam Tabel 1. Rumus varians biaya dan jadwal adalah sebagai
berikut:
Varians Biaya: (CV) =
BCWP–ACWP .... (1)
Varians Jadwal: (SV) =
BCWP–BCWS .... (2)
2.2.2 Perubahan Varians Terhadap Angka
Standar
Angka
negatif biaya terpadu yang menunjukkan biaya lebih tinggi dari anggaran disebut
Cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan
rencana. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya
kurang dari pada anggaran, yang disebut Cost underrun. Demikian halnya
juga dengan jadwal, angka negatif berarti keterlambatan/biaya di atas anggaran,
angka nol berarti cepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari pada jadwal
seperti yang telah terlihat pada Tabel 1.
2.2.3 Indeks Produktivitas dan Kinerja
Pengelola
proyek sering kali ingin mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Ini
dinyatakan dengan indeks produktivitas atau indeks kinerja. Adapun
rumus-rumusnya adalah sebagai berikut :
Indeks Kinerja Biaya
CPI= BCWP/ACWP .... (3)
Indeks Kinerja Jadwal
SPI= BCWP/BCWS .... (4)
Bila
angka kinerja ditinjau lebih lanjut, akan terlihat hal-hal sebagai berikut:
1.
Angka indeks kinerja kurang dari satu (< 1).
Ini
berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama
dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara
realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan
pekerjaan.
2. Angka indeks
kinerja dari satu (> 1) .
Ini
berarti kinerja pelaksanaan atau pelaksanaan proyek lebih baik dari
perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih
cepat dari rencana.
3. Angka indeks
kinerja terlalu tinggi (makin besar perbedaannya dari angka satu).
Ini
berarti makin besar penyimpang-annya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau
prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah
mungkin perencanaan tidak realistis.
2.3
Prakiraan Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Pada
saat pelaporan, misalnya laporan bulanan, data yang terkumpul mengenai kemajuan
pekerjaan, ikatan pembelian dan pengeluaran dianalisis untuk setiap paket kerja
(kode biaya) yang meliputi:
a.
Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan
anggaran yang dialokasikan atau BCWP.
b. Pengeluaran
tercatat pada sistem akuntansi atau ACWP.
Hal mana
dapat memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang diperoleh
saat pelaporan. Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan angka yang
tepat karena didasarkan atas berbagai asumsi, jadi tergantung dari akurasi
asumsi yang dipakai. Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya atau jadwal
amat bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan
terjadi pada masa yang akan datang bila kecenderungan yang ada saat ini (saat
pelaporan) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian masih tersedia kesempatan
untuk mengadakan tindakan pembetulan. Rumus yang digunakan, yakni:
a. Perkiraan biaya
untuk pekerjaan yang tersisa
ETC = (Ang – BCWP/CPI) ....(5)
b. Perkiraan total
biaya proyek
EAC=ACWP+ ETC .... (6)
dimana : Ang = Anggaran proyek keseluruhan
Gambar 1.
Memperlihatkan hubungan antara indikator-indikator ACWP, BCWS, dan BCWP terhadap biaya
penyelesaian proyek, dimana CB menunjukkan jumlah kenaikan biaya dan AB
keterlambatan penyelesaian konstruksi. Accounting Variance dan Time
Variance dapat dihitung dengan rumus:
Accounting Variance AV =
BCWS – ACWP .... (7)
Time Variance TV=SD= BCSP .... (8)
dimana: SD adalah status date BCPS
adalah Budgeted Cost and Schedule
Performed.
Tabel 1. Analisa Varians Terpadu
Varians Jadwal
SV=BCWP-BCWS
|
Varians Biaya
CV=BCWP-ACWP
|
Keterangan
|
Positif
|
Positif
|
Pekerjaan terlaksana
lebih cepat dan pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran.
|
Nol
|
Nol
|
Pekerjaan terlaksana
tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran.
|
Positif
|
Nol
|
Pekerjaan terlaksana
sesuai anggaran dan selesai lebih cepat dari pada jadwal.
|
Nol
|
Negatif
|
Pekerjaan terlaksana
sesuai jadwal dan anggaran.
|
Negatif
|
Negatif
|
Pekerjaan terlaksana
sesuai jadwal dengan menelan biaya di atas anggaran.
|
Nol
|
Nol
|
Pekerjaan selesai
terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran.
|
Positif
|
Negatif
|
Pekerjaan selesai
lebih cepat dari pada rencana dengan menelan biaya di atas anggaran
|
Keterangan
:
1. Untuk Varian biaya (CV)
a. Tanda negatif (-) menunjukkan situasi dimana biaya
yang diperoleh lebih tinggi dari anggaran (Cost overrun).
b. Angka nol (0), menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai
rencana.
c.
Tanda positif
(+), berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran (Cost
underrun).
2. Untuk uraian jadwal (SV)
a. Tanda negatif (-), berarti jadwal terlambat dari
rencana.
b. Angka nol (0), menunjukkan jadwal sesuai rencana.
c.
Tanda positif
(+), berarti jadwal lebih cepat dari rencana.
Gambar 3. Prakiraan (Forecast) jadwal dan biaya
(EAC) pada akhir proyek
Gambar 4. Bagan Alir Penelitian
Perhitungan ini dibuat berdasarkan
asumsi bahwa angka kinerja biaya pada saat pelaporan akan tetap sampai akhir
proyek. Perhitungan ini memakai cara ekstrapolasi sebagai berikut:
1. Pekerjaan
sisa memakan biaya sebesar anggaran.
Cara
ini menganggap bahwa sisa pekerjaan akan memakan biaya besar anggaran, tidak
tergantung pada prestasi yang dicapai pada saat ini. Total biaya proyek didapat
dengan menjumlahkan semua pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah
sejumlah biaya sesuai anggaran untuk bagian pekerjaan yang tersisa.
2. Kinerja
sama besar sampai akhir proyek konstruksi.
Analisis
dengan cara ini beranggapan angka kinerja pada saat pelaporan akan tetap
bertahan sampai akhir proyek, sehingga proyeksi total jam orang atau total
biaya adalah ekstrapolasi dari angka pada saat pelaporan pada masa akhir
proyek. Cara ini dianggap wajar bila proyek telah selesai lebih dari separuh
sehingga prestasi yang dicapai cukup realistis untuk dicapai menganalisis
pekerjaan sisa.
3. Campuran.
Pendekatan
yang dipakai menggabung-kan cara pertama dan kedua. Dengan demikian diharapkan
akan memperkecil kekurangan yang terdapat pada masing-masing cara.
2.4 Pantauan
tentang Varians Biaya dan Jadwal Terpadu Proyek
Memantau
nilai SV (Scheduled Variance) terhadap suatu proyek atau item berguna
untuk melihat apakah item atau proyek itu sudah sesuai dengan jadwal yang
direncanakan. Proses ini dilaksanakan baik pada suatu item pekerjaan yang
direfleksikan sebagai nilai bobot pekerjaan, ataupun secara total keseluruhan
proyek. Selanjutnya akan dimengerti jikalau nilai BCWP lebih tinggi telah
selesai lebih cepat dari awal jadwal rencana, begitu pula sebaliknya. Apabila
keduanya bernilai sama atau SV = 0, berarti tepat sesuai jadwal.
Memantau nilai CV
(Cost Variance), seperti uraian sebelumnya, menunjukkan deviasi biaya
antara biaya Actual (ACWP) dengan BCWP. Seperti menghitung SV, jikalau
nilai BCWP lebih tinggi dibandingkan ACWP, itu menunjukkan adanya suatu Cost
overrun atau biaya yang lebih besar dibandingkan biaya rencana (BCWS).
Begitu sebaliknya, yakni keadaan Cost
underrun. Selanjutnya akan sama pengertiannya jika bernilai nol.
2.5 Pantauan
Tentang Indeks Produktivitas Atau Kinerja Proyek
Memantau
baik nilai indeks produktivitas atau kinerja proyek, baik terhadap jadwal atau
biaya, berarti memantau akan efisiensi penggunaan sumber daya yang dinotasikan
masing-masing sebagai SPI (Scheduled Performance Index) dan CPI (Cost
Perform
2.6 Pantauan
Tentang Proyeksi Dan Jadwal Akhir Proyek
Pada
saat melakukan pelaporan hasil pantauan data yang terkumpul mengenai kemajuan
pekerjaan, ikatan pembelian dan pengeluaran, selanjutnya dianalisa untuk setiap
paket kerja. Berdasarkan laporan atas kinerja yang terlaksana tersebut, maka
perkiraan biaya dan jadwal akhir suatu paket dan nama proyek akhirnya bisa
diperkirakan. Membuat perkiraan biaya atau jadwal pelaksanaan proyek yang
didasarkan atas ketiga Indikator tersebut, akan memberikan petunjuk besarnya
biaya hingga pada akhir proyek disebut sebagai Estimate at Completion,
EAC, atau dapat dikatakan memberi proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar
angka yang diperoleh saat pelaporan. Sesungguhnya dalam menilai kedua indikator
selanjutnya yakni BCWP dan ACWP, mesti dilakukan pemantauan terhitung secara
item pekerjaan suatu proyek. Kemudian masing-masing item yang sudah menunjukkan
kemajuan tersebut akan diperoleh suatu persentase kemajuan secara keseluruhan
proyek untuk periode satu minggu atau sebulan. Akhirnya didapatkan BCWP sehari,
BCWP seminggu atau sebulannya atau seterusnya, atau dikatakan sebagai realisasi
kemajuan mingguan dalam bulanan, ataupun saat berakhir proyek, atau bisa pula
pada bulan-bulan tertentu. Selanjutnya seorang akuntan atau yang sudah ditunjuk
akan melakukan tugasnya menghitung biaya aktual dalam seminggu atau sebulan,
atau ACWP mingguan atau bulanan dimana didalamnya sudah termasuk biaya-biaya Overhead.
Bila
dianggap kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetapi seperti pada saat
pelaporan, maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC = Estimate to
Completion) adalah sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dan dibagi
dengan indeks kinerja biaya, atau:
ETC = (BAC-BCWP)/ CPI .... (9)
Dimana
BAC (Budget at Completion) merupakan harga yang tertera dalam kontrak.
Akhirnya, prakiraan total biaya proyek (EAC = Estimate at Completion)
adalah sama besar dengan jumlah pengeluaran sampai pada saat pelaporan atau
ditambah dengan perkiraan biaya untuk pekerjaan yang masih tersisa, atau:
EAC =
ACWP + ETC .... (10)
Kajian
dilakukan terhadap perkembangan proyek yang mengambil empat waktu yakni pada
akhir minggu ke-4, minggu ke-12, minggu ke-19 dan minggu ke-25. Adapun tinjauan
ini meliputi:
1.
Empat jenis Varians yaitu Varians jadwal (SV),
Varians biaya (CV), Accounting Variance (AV), dan Time Variance (TV)
2.
Kinerja jadwal (SPI) dan kinerja biaya (CPI)
3.
Estimasi biaya untuk sisa pekerjaan hingga
selesainya proyek (ETC), dan
4.
Estimasi biaya keseluruhan pada akhir proyek
(EAC)
Kelemahan dari
analisis varians adalah tidak mengungkapkan
masalah kinerja kegiatan yang sedang
dilakukan. Konsep nilai hasil dikembangkan untuk membuat prakiraan atau proyeksi masa depan proyek, misalnya untuk menjawab pertanyaan berikut :
1.
Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana sisa yang ada ?
2.
Berapa besar perkiraan biaya untuk menyelesaikan
proyek ?
3.
Berapa besar proyeksi keterlambatan pd akhir proyek, bila kondisi masih seperti saat
pelaporan ?
Konsep nilai
hasil mengukur besarnya unit pekerjaan
yang telah diselesaikan pada suatu waktu
bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran yang disediakan untuk pekerjaan tersebut.
Rumus nilai hasil :
Nilai hasil = ( %
Penyelesaian) × (Anggaran)
Nilai hasil = ( %
Penyelesaian) × (Anggaran)
Contoh :
Pekerjaan
pondasi beton volume 300 m3 dengan anggaran Rp 80 juta. Pada minggu pertama dilaporkan sebanyak 75 m3 pengecoran
telah diselesaikan. Berapa nilai hasil
(earned value) pada saat pelaporan ?
Nilai hasil
adalah biaya yang dianggarkan dari pekerjaan
yang telah diselesaikan. Volume pondasi yang telah diselesaikan = 75 m3
atau =75/300 × 100 % = 25 %. Angaran pengeluaran = 25 % × Rp 80 jt = Rp 20 jt.
Jadi nilai hasil adalah Rp
20 juta.
Pengeluaran
aktual dapat lebih kecil (misalnya Rp 15
juta), lebih besar (misalnya Rp 35 juta) atau juga sama dengan nilai hasil, tergantung dari efisiensi pelaksanaan pekerjaan. Pada umumnya, keadaan sesungguhnya lebih kompleks daripada contoh di atas. Misalnya
dalam suatu paket terdiri dari pekerjaan
A, B, C sbb :
- Pekerjaan A telah
selesai 100 %.
- Pekerjaan B masih
dalam proses atau sedang dilaksanakan.
- Pekerjaan C belum
dimulai.
Untuk
menghitung paket kerja tersebut, dengan menjumlahkan bobot komponen-komponen tersebut (A+B+C) terhadap total, sedangkan
nilai
hasil komponen-komponen
tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Komponen A (telah selesai)
= 100 % × Anggaran
Pekerjaan A
b.
Komponen B = Prosentase penyelesaian fisik
pekerjaan B × Anggaran
Pekerjaan B
c.
Komponen C (belum dimulai) = 0
Contoh perhitungan nilai
hasil pada saat pelaporan adalah:
Ada 3 indikator yang
digunakan dalam konsep nilai hasil :
- BCWS ( Budgeted Cost
of Work Scheduled). Anggaran untuk suatu paket pekerjaan berdasarkan jadual pelaksanaan.
- BCWP ( Budgeted Cost
of Work Performed). Merupakan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan
terhadap anggaran yang disediakan untuk
melaksanakan pekerjaan tersebut.
- ACWP ( Actual Cost of
Work Performed). Jumlah aktual biaya yang telah dilaksanakan.
Dari ketiga indikator
tersebut dapat dihitung varians biaya ( Cost
Varians , CV) dan varians jadual (Schedule Varians , SV), yaitu :
CV = BCWP – ACWP
SV = BCWP – BCWS
CV = BCWP – ACWP
SV = BCWP – BCWS
Nilai varians biaya (CV)
ada tiga kemungkinan :
- Negatif : biaya
aktual lebih tinggi dari anggaran, disebut
cost overrun
- Nol : pekerjaan
terlaksana sesuai dengan anggaran.
- Positif : pekerjaan
terlaksana dengan biaya kurang dari
anggaran, disebut cost underrun
Konsep nilai hasil dalam
bentuk grafik ditunjukkan dalam gambar berikut :
Gambar 5. Konsep Nilai Hasil
Efisiensi penggunaan
sumber daya dapat diketahui dari indeks produktivitas atau indeks kinerja dengan rumus sebagai berikut :
Nilai angka
indeks kinerja menunjukkan hal-hal sebagai
berikut :
a.
Kurang dari 1 : kinerja penyelenggaraan proyek kurang baik
b.
Lebih dari 1 : kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari rencana
c.
Makin besar perbedaannya dari angka 1 maka makin besar penyimpangannya dari
perencanaan dasar atau anggaran. Jika diperoleh
angka yang terlalu tinggi perlu dikaji apakah
mungkin perencanaannya atau anggarannya
yang tidak realistis.
Dengan konsep
nilai hasil, dapat dibuat prakiraan biaya
atau jadual penyelesaian proyek yang didasarkan
atas hasil analisis indikator pada saat pelaporan.
Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan angka yang tepat karena didasarkan atas
berbagai asumsi, jadi tergantung dari
akurasi yang dipakai. Meskipun demikian,
pembuatan prakiraan biaya atau jadual
amat bermanfaat karena memberikan peringatan
dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada
masa yang akan datang, bila kecenderungan yang ada pada saat pelaporan tidak berubah.
Rumus yang digunakan :
a.
Prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) :
ETC = BAC – BCWP
dimana BAC (budget at completion ) adalah nilai BCWS pada akhir selesainya proyek.
b.
Prakiraan total biaya proyek (EAC) :
EAC = ACWP + ETC
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Pada sub bab
ini
maka akan
dilakukan perhitungan dengan
menggunakan
indikator- indikator dari metode konsep nilai hasil yang ada dan melakukan
perhitungan terhadap
variansi-variansi tinjauan.
3.1
Contoh Kasus 1
3.1.1 Menghitung BCWS
BCWS menunjukkan bobot masing- masing pekerjaan atau keseluruhan pekerjaan
pada satu satuan waktu pelaksanaan. Untuk menghitung BCWS masing-masing
pekerjaan
dibuat terlebih dahulu bagan balok. Hasil bagi anggaran pekerjaan
tersebut dengan jumlah
segmen waktu
rencana akan memperoleh BCWS yang dimaksud. Kumulatif angka BCWS pada satuan
waktu tersebut menunjuk-
kan
bobot pekerjaan yang dilaksanakan pada
minggu
tersebut. Hasil keseluruhan dapat
dilihat pada Tabel 2.
3.1.2 Menghitung ACWP
ACWP di dapat dari bagian keuangan proyek. Perhitungan ini hanya merupakan sebuah perkiraan
atau estimasi
yang
diasumsikan sebagai biaya yang sesungguhnya
terpakai
(real Cost).
Real Cost
merupakan
hasil kali
dari
besar penggunaan
bahan dan
tenaga dengan harga satuan
bahan
dan
upah (real unit price). Pada
proyek
ini ACWP
ditentukan sebanyak 4 (empat) kali atau sama
denganjumlah pelaporan yang telah
dilakukan. Pada pelaporan
pertama yaitu pelaporan
yang dilakukan pada minggu ke-4 setelah pekerjaan
dimulai maka bobot total mingguan biaya yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 3,4, 5, dan 6.
3.1.3 Menghitung BCWP
BCWP diperoleh dengan mengalikan
prestasi pekerjaan
(kumulatif dengan
anggaran pekerjaan.Seperti pada pelaporan I,minggu ke-4
maka untuk minggu ke-4
diperoleh:
BCWP = Rp. 442.192.256,80
3.1.4 Perhitungan Pengendalian Biaya dan Jadwal
Perhitungan untuk Schedule Variance didapat: SV = - Rp. 57.522.256,10
Perhitungan untuk Cost Variance didapat: CV = - RP. 31.138.811,00
Perhitungan untuk Accounting Variance didapat: AV = RP. 26.383.444,91.
Perhitungan untuk Indeks Kinerja Jadwal didapat SPI = 0,84161
Perhitungan untuk Indeks Kinerja Biaya didapat CPI = 0,90754
3.1.5 Perhitungan Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Dari kasus yang ada, diambil pengamatan
pada minggu ke-4 untuk melihat hasil kinerja dari proyek tersebut. Dari kondisi
tersebut akan diprediksi biaya dan jadwal diakhir proyek. Untuk menganalisa
kemungkinan biaya yang akan terjadi nanti, kita harus memperhitungkan
pekerjaanpekerjaan yang masih ada/tersisa yang belum dilaksanakan. Perkiraan
biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersisa (ETC) didapat: ETC = Rp.
7.700.856.305,92. Perkiraan biaya akhir proyek (EAC) didapat sebagai berikut : EAC =
Rp. 8.037.643.117,16.
Maka
dengan demikian kita bisa membandingkan hasil analisa dengan anggaran yang sebenarnya.
Anggaran sebenarnya = Rp.
7.294.494.503,69.
Proyeksi nilai akhir proyek (EAC) = Rp. 8.037.643.117,16.
Selisih anggaran = - Rp. 743.148.614,00.
Hasil negatif berarti dari segi biaya
pengelola proyek mengalami kerugian.
Tabel 2. Perhitungan BCWS
Tabel 3. Bobot Mingguan ACWP
sampai minggu ke-4
Tabel
4. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-12
Tabel 5. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-19
Tabel 6. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-25
3.2 Contoh Kasus II
sangat bermanfaat, boleh saya minta file word atau pdf nya ? untuk bahan tugas akhir saya. terima kasih.
ReplyDeletemrheza10@gmail.com