Friday, December 27, 2013

Makalah VARIAN,KURVA S DAN KONSEP NILAI HASIL (INDIKATOR BCWS, BCWP, DAN ACWP)


MAKALAH VARIAN,KURVA S DAN KONSEP NILAI HASIL (INDIKATOR BCWS, BCWP, DAN ACWP)

ABSTRAK

Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya menyangkut tiga aspek utama, yaitu: biaya, waktu dan SDM. Didalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok didalam mewujudkan keberhasilan proyek. Persoalan  yang  timbul  adalah  bagaimana  mencapai  pemecahan  optimum  dengan  kondisi sumber daya yang serba terbatas. Bagaimana menerapkan suatu metode pada proyek untuk mengendalikan biaya dan waktu, serta mengendalikan pelaksanaan proyek konstruksi terhadap terjadinya penyimpangan, dan mengevaluasi proyeksi penyelesaian terhadap terjadinya penyimpangan pada proyek merupakan tujuan dari penelitian ini. Untuk meningkatkan  efektivitas  dalam memantau dan mengendalikan  proyek,  perlu  dipakai metode yang mengintegrasikan jadwal dan biaya sehingga mengungkapkan kinerja kegiatan. Salah satu metode yang memenuhi tujuan ini adalah Konsep Nilai Hasil, Earned Value Concept, yang terdiri dari tiga indikator yaitu BCWS, BCWP, dan ACWP. Prosedur penelitian dimulai dengan melakukan studi kepustakaan, pengambilan   data, melakukan pengamatan langsung pada proyek, dan merangkum hasil pengumpulan data-data yang ada. Variansi yang ditekankan disini adalah untuk menyelidiki penyimpangan biaya atau jadwal pelaksanaan yang telah direncanakan atau ditentukan. Bila angka kinerja ditinjau lebih lanjut maka Angka indeks kinerja kurang dari satu (<1), dan (>1) yang berarti makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak realistis. Konsep Nilai Hasil bisa diterapkan pada studi kasus ini di dalam tujuan pengendalian dimana berdasarkan analisis maka pengendalian yang dilakukan banyak terjadi penyimpangan dari sisi penjadwalan  pada  saat  pelaporan-pelaporannya. Berdasarkan  nilai  ETC  dan  EAC  yang terhitung maka apabila kinerja tidak diperbaharui akan terjadi bergeseran.

Kata Kunci : Metode Nilai Hasil, BCWS, BCWP, ACWP


BAB I
PENDAHULUAN

1.1       LATAR BELAKANG
Suatu proyek didefinisikan sebagai suatu kegiatan tidak rutin dan tidak berulang, dikerjakan untuk suatu jangka waktu yang tertentu   untuk  mendapatkan   hasil sesuai dengan yang diinginkan secara teknis. Kondisi suatu proyek dipengaruhi banyak faktor lingkungan  sehingga  suatu  proyek  akan berbeda  dengan  proyek  yang  lain. Pengendalian dalam proyek konstruksi pada umumnya   menyangkut   tiga   aspek   utama, yaitu, biaya, waktu dan SDM. Untuk proyek-proyek yang relatif besar dengan logika ketergantungan yang cukup kompleks,   perencanaan dan pengendalian menjadi rumit. Umumnya pada suatu proyek selalu  terjadi  penyimpangan  baik  terhadap biaya maupun terhadap waktu, untuk itu diperlukan suatu metode yang tepat agar parameter yang di kontrol benar-benar efisien dan dapat menunjukkan dengan tepat kondisi proyek. Pengendalian pada umumnya dilakukan agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan efisien. Oleh  karena  itu  diperlukan analisis yang memerlukan suatu sistem pengendalian biaya dan jadwal terpadu agar parameter yang di kontrol benar-benar efisien dan dapat menunjukkan dengan tepat kondisi proyek. Suatu bentuk pelaporan perkembangan proyek juga  diperlukan agar  produktivitas  pekerjaan terhadap rencana jadwal dan biaya dapat terekam secara objektif, tercatat secara rinci dan dapat dipertanggungjawabkan kepada masing-masing peserta proyek.
Didalam pelaksanaan suatu proyek konstruksi, perencanaan dan pengendalian merupakan fungsi yang paling pokok di dalam mewujudkan keberhasilan proyek, sehingga dalam penyelesaian proyek ini manajemen proyek dihadapkan pada usaha-usaha untuk lebih mengefektifkan dan mengefisiensikan kegunaan dari sumber-sumber daya manusia, dana, informasi, teknologi, peralatan, fasilitas dan material. Keberhasilan proyek  ini tidak  lepas  dari serangkaian aktivitas suatu proyek yang meliputi  tahapan  perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan agar supaya tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Persoalan yang timbul adalah bagaimana mencapai pemecahan optimum dengan kondisi sumber daya yang serba terbatas, dengan kata lain kita menghadapi berbagai-bagai masalah dan bagaimana memaksimalkan keuntungan kapasitas tenaga kerja dan peralatan serta meminimumkan biaya dan waktu pelaksanaan.

1.2       RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas, masalah pokok yang akan diteliti adalah bagaimana mengendalikan proyek agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan, dengan menggunakan  metode Nilai Hasil,  dengan rincian rumusan sebagai berikut :
a.                  Apakah metode Nilai Hasil dapat diterapkan pada proyek yang diteliti, untuk mengendalikan biaya dan waktu?
b.                  Bagaimana proses pelaksanaan proyek konstruksi, terhadap terjadinya penyimpangan?
c.                   Bagaimana proyeksi penyelesaian proyek?

1.3       BATASAN MASALAH
               Agar penyusunan makalah ini tidak keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka batasan masalah meliputi :
a.                  Menggambarkan kurva S (S Curve) berdasarkan jadwal yang telah dibuat.
b.                  Indikator-indikator ACWP, BCWP, BCWS.
c.                  Indeks produktivitas kerja dan kinerja.

1.4       TUJUAN PENELITIAN
Berikut ini merupakan beberapa tujuan penelitian :
a.                  Menerapkan Metode Nilai Hasil dapat diterapkan pada proyek untuk   mengendalikan biaya dan waktu.
b.                  Mengendalikan pelaksanaan proyek konstruksi terhadap terjadinya penyimpangan.
c.                  Mengevaluasi proyeksi penyelesaian terhadap  terjadinya  penyimpangan  pada proyek.  

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 CONTROLLING
Ada dua macam teknik dan metode untuk pengendalian biaya dan
jadual yaitu :
1. Identifikasi varians
2. Konsep nilai hasil (Earned Value Concept)

2.2 IDENTIFIKASI VARIANS
Identifikasi varians digunakan untuk mengetahui  adanya penyimpangan antara kemajuan proyek  dengan perencanaannya dalam hal biaya dan waktu.  Analisis varians akan diketahui perbedaan antara  hal-hal berikut :
  1. Biaya pelaksanaan dengan anggaran
  2. Waktu pelaksanaan dengan jadual
  3. Tanggal mulai pelaksanaan dengan rencana
  4. Tanggal akhir pekerjaan dengan rencana
  5. Angka kenyataan pemakaian tenaga kerja  dengan anggaran
  6. Jumlah penyelesaian pekerjaan dengan rencana

ppl1.jpgContoh:










Gambar 1. Contoh Identifikasi Varians dalam Pembangunan Proyek X
2.3  Kurva S
Cara lain untuk menunjukkan adanya  varians adalah dengan menggunakan grafik  yang disebut dengan kurva S. Bentuk kurva yg menyerupai huruf S dise- babkan kegiatan proyek berlangsung sbb :
  1. Kemajuan pada awalnya bergerak lambat
  2. Berikutnya kegiatan bergerak cepat dalam  waktu yang lebih lama
  3. Akhirnya kecepatan kemajuan menurun  dan berhenti pada titik akhir.

ppl1.jpg










Gambar 2.   Kurva S

Adapun Guna kurva S :
  1. Untuk perkiraan besarnya biaya yang  harus dikeluarkan setiap periode waktu  tertentu selama pelaksanaan pekerjaan.
  2. Sebagai alat pemantauan (monitoring)  dari realisasi pelaksanaan pekerjaan  dibandingkan dengan rencananya apakah  masih dalam batas normal, tertalu cepat  atau terlalu lambat.

Langkah-langkah untuk membuat kurva S :
  1. Buat tabel yang berisi : nama-nama pekerjaan, rencana biaya (dari RAB) dan rencana waktu  pelaksanaan atau schedule dalam bentuk  diagram balok.
  2. Hitung bobot biaya setiap pekerjaan :
Bobot biaya suatu pekerjaan =

  1. Rencanakan progress pelaksanaan tiap-tiap  pekerjaan (dalam %) setiap periode waktu  pekerjaan tersebut.
  2. Kalikan bobot biaya dengan rencana progress  untuk masing-masing pekerjaan.
  3. Hitung : Rencana pelaksanaan (%) setiap  periode = jumlah dari langkah no. 4 untuk setiap  periode waktu (setiap kolom).
  4. Hitung : Kumulatif rencana pelaksanaan (%)  setiap periode.
  5. Plotkan kumulatif rencana tersebut pada area  diagram baloknya, mulai dari 0 % - 100 %.


Langkah 1 dan 2:
ppl1.jpg

















ppl1.jpgLangkah 3       :          









Langkah 4-7 :
ppl1.jpg











2.4   KONSEP METODE NILAI HASIL
2.4.1 Indikator-Indikator Analisa
Konsep dasar nilai hasil dapat digunakan untuk menganalisa kinerja dan membuat prakiraan pencapaian sasaran. Untuk itu dipakai tiga indikator yaitu:
1.       BCWS (Budgeted Cost of Work Scheduled).
 Indikator ini sama dengan anggaran untuk suatu paket pekerjaan, tetapi disusun dan dikaitkan dengan jadwal pelaksanaan. Jadi disini terjadi perpaduan antara biaya, jadwal dan lingkup kerja, di mana pada setiap elemen pekerjaan telah diberi alokasi biaya dan jadwal yang dapat menjadi tolak ukur dalam pelaksanaan pekerjaan.
2.      BCWP (Budgeted Cost of Work Performed).
Indikator ini menunjukkan nilai hasil dari sudut pandang nilai pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap anggaran yang disediakan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Bila angka ACWP dibandingkan dengan BCWP, akan terlihat perbandingan biaya yang telah dikeluarkan untuk pekerjaan yang telah terlaksana terhadap biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk maksud tersebut.
3.      ACWP (Actual Cost of Work Performed).
Adalah jumlah biaya aktual dari pekerjaan yang dilaksanakan. Biaya ini diperoleh dari data-data akuntansi atau keuangan proyek pada tanggal pelaporan (misalnya pada akhir bulan), yaitu catatan pengeluaran biaya aktual dari paket kerja atau kode akuntansi termasuk perhitungan Overhead dan lain-lain. Jadi, ACWP merupakan jumlah aktual dari pengeluaran atau dana yang digunakan dalam pekrjaan pada jangka waktu tertentu.

2.1.2 Analisa Varians
Analisa ini berarti data-data laporan pelaksanaan pekerjaan pada kurun waktu tertentu dianalisis kemudian dibandingkan dengan anggaran dan jadwal yang telah ditentukan. Misalnya dengan mengukur atau menghitung jumlah unit yang telah diselesaikan kemudian membandingkan dengan perencanaan atau dengan melihat catatan penggunaan sumber daya misalnya jam orang dan membandingkan dengan anggaran. Langkah ini menghabiskan hal-hal sebagai berikut:
1.      Varians pada jadwal, berarti penyimpa-ngan waktu (jadwal) pelaksanaan terhadap jadwal yang telah direncanakan/ ditentukan.
2.      Varians pada biaya, berarti penyimpangan antara biaya pelaksanaan terhadap anggaran.
Di samping dapat menunjukkan kumulatif varian pada saat pelaporan untuk pekerjaan konstruksi secara keseluruhan dan setiap waktu pelaporan yang dikehendaki, analisis varians juga dapat digunakan untuk memantau kemajuan pelaksanaan proyek juga untuk keperluan akuntansi proyek yang bermanfaat antara lain untuk meyakinkan apakah pembe-banan biaya telah sesuai dengan prosedur dan alokasi, termasuk vertifikasi dan penelitian kebenaran apakah pekerjaan telah dilak-sanakan sesuai dengan rencana dan anggaran. Jadi dengan metode ini gambaran hasil kerja yang telah berlalu yang menunjukkan antara realisasi dan rencana dapat dilihat.

2.2         Faktor-Faktor Indikator Kemajuan dan Kinerja Proyek
2.2.1 Varian Biaya dan Jadwal Terpadu
Analisis kemajuan proyek dengan memakai metode varians sederhana dianggap kurang mencukupi, karena analisis varians tidak mengintegrasikan aspek biaya dengan jadwal. Untuk mengatasinya digunakan metode nilai hasil dengan indikator BCWS, ACWP, dan BCWP. Varians yang dihasilkan disebut varians biaya (CV) dan Varians jadwal (SV). Sebagai contoh terlihat pada Gambar 1. Ketiga Indikator digambarkan dalam bentuk grafik dengan biaya sebagai sumbu vertikal dan waktu sebagai sumbu horizontal. Berbagai kombinasi antara varians jadwal dan varians biaya disajikan dalam Tabel 1. Rumus varians biaya dan jadwal adalah sebagai berikut:
Varians Biaya: (CV) = BCWP–ACWP .... (1)
Varians Jadwal: (SV) = BCWP–BCWS .... (2)


2.2.2 Perubahan Varians Terhadap Angka Standar
Angka negatif biaya terpadu yang menunjukkan biaya lebih tinggi dari anggaran disebut Cost overrun. Angka nol menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai dengan rencana. Sementara angka positif berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari pada anggaran, yang disebut Cost underrun. Demikian halnya juga dengan jadwal, angka negatif berarti keterlambatan/biaya di atas anggaran, angka nol berarti cepat, dan angka positif berarti lebih cepat dari pada jadwal seperti yang telah terlihat pada Tabel 1.



2.2.3 Indeks Produktivitas dan Kinerja
Pengelola proyek sering kali ingin mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya. Ini dinyatakan dengan indeks produktivitas atau indeks kinerja. Adapun rumus-rumusnya adalah sebagai berikut :
Indeks Kinerja Biaya CPI= BCWP/ACWP .... (3)
Indeks Kinerja Jadwal SPI= BCWP/BCWS .... (4)
Bila angka kinerja ditinjau lebih lanjut, akan terlihat hal-hal sebagai berikut:
1.        Angka indeks kinerja kurang dari satu (< 1).
Ini berarti pengeluaran lebih besar dari anggaran atau waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan pekerjaan.
2. Angka indeks kinerja dari satu (> 1) .
Ini berarti kinerja pelaksanaan atau pelaksanaan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
3. Angka indeks kinerja terlalu tinggi (makin besar perbedaannya dari angka satu).
Ini berarti makin besar penyimpang-annya dari perencanaan dasar atau anggaran, atau prestasi pelaksanaan pekerjaan sangat baik, perlu diadakan pengkajian apakah mungkin perencanaan tidak realistis.

2.3              Prakiraan Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Pada saat pelaporan, misalnya laporan bulanan, data yang terkumpul mengenai kemajuan pekerjaan, ikatan pembelian dan pengeluaran dianalisis untuk setiap paket kerja (kode biaya) yang meliputi:
a.    Kemajuan fisik aktual dihitung berdasarkan anggaran yang dialokasikan atau BCWP.
b.    Pengeluaran tercatat pada sistem akuntansi atau ACWP.
Hal mana dapat memberikan proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang diperoleh saat pelaporan. Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan angka yang tepat karena didasarkan atas berbagai asumsi, jadi tergantung dari akurasi asumsi yang dipakai. Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya atau jadwal amat bermanfaat karena memberikan peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi pada masa yang akan datang bila kecenderungan yang ada saat ini (saat pelaporan) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian masih tersedia kesempatan untuk mengadakan tindakan pembetulan. Rumus yang digunakan, yakni:
a. Perkiraan biaya untuk pekerjaan yang tersisa
ETC = (Ang – BCWP/CPI) ....(5)
b. Perkiraan total biaya proyek
EAC=ACWP+ ETC .... (6)
    dimana : Ang = Anggaran proyek keseluruhan

Gambar 1. Memperlihatkan hubungan antara indikator-indikator ACWP, BCWS, dan BCWP terhadap biaya penyelesaian proyek, dimana CB menunjukkan jumlah kenaikan biaya dan AB keterlambatan penyelesaian konstruksi. Accounting Variance dan Time Variance dapat dihitung dengan rumus:
                Accounting Variance AV = BCWS – ACWP .... (7)
                          Time Variance TV=SD= BCSP  ....  (8)
dimana: SD adalah status date BCPS adalah Budgeted Cost and  Schedule Performed.

Tabel 1. Analisa Varians Terpadu
Varians Jadwal SV=BCWP-BCWS

Varians Biaya CV=BCWP-ACWP

Keterangan

Positif

Positif
Pekerjaan terlaksana lebih cepat dan pada jadwal dengan biaya lebih kecil dari pada anggaran.

Nol
Nol
Pekerjaan terlaksana tepat sesuai jadwal dengan biaya lebih rendah dari anggaran.

Positif
Nol
Pekerjaan terlaksana sesuai anggaran dan selesai lebih cepat dari pada jadwal.

Nol
Negatif
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dan anggaran.

Negatif
Negatif
Pekerjaan terlaksana sesuai jadwal dengan menelan biaya di atas anggaran.
Nol
Nol
Pekerjaan selesai terlambat dan menelan biaya sesuai anggaran.
Positif
Negatif
Pekerjaan selesai lebih cepat dari pada rencana dengan menelan biaya di atas anggaran






Keterangan :
1. Untuk Varian biaya (CV)
a.       Tanda negatif (-) menunjukkan situasi dimana biaya yang diperoleh lebih tinggi dari anggaran (Cost overrun).
b.      Angka nol (0), menunjukkan pekerjaan terlaksana sesuai rencana.
c.       Tanda positif (+), berarti pekerjaan terlaksana dengan biaya kurang dari anggaran (Cost underrun).
2. Untuk uraian jadwal (SV)
a.       Tanda negatif (-), berarti jadwal terlambat dari rencana.
b.      Angka nol (0), menunjukkan jadwal sesuai rencana.
c.       Tanda positif (+), berarti jadwal lebih cepat dari rencana.














Gambar 3. Prakiraan (Forecast) jadwal dan biaya (EAC) pada akhir proyek



















Gambar 4. Bagan Alir Penelitian
           
            Perhitungan ini dibuat berdasarkan asumsi bahwa angka kinerja biaya pada saat pelaporan akan tetap sampai akhir proyek. Perhitungan ini memakai cara ekstrapolasi sebagai berikut:
1.      Pekerjaan sisa memakan biaya sebesar anggaran.
Cara ini menganggap bahwa sisa pekerjaan akan memakan biaya besar anggaran, tidak tergantung pada prestasi yang dicapai pada saat ini. Total biaya proyek didapat dengan menjumlahkan semua pengeluaran sampai pada saat pelaporan ditambah sejumlah biaya sesuai anggaran untuk bagian pekerjaan yang tersisa.
2.      Kinerja sama besar sampai akhir proyek konstruksi.
Analisis dengan cara ini beranggapan angka kinerja pada saat pelaporan akan tetap bertahan sampai akhir proyek, sehingga proyeksi total jam orang atau total biaya adalah ekstrapolasi dari angka pada saat pelaporan pada masa akhir proyek. Cara ini dianggap wajar bila proyek telah selesai lebih dari separuh sehingga prestasi yang dicapai cukup realistis untuk dicapai menganalisis pekerjaan sisa.

3. Campuran.
Pendekatan yang dipakai menggabung-kan cara pertama dan kedua. Dengan demikian diharapkan akan memperkecil kekurangan yang terdapat pada masing-masing cara.

2.4  Pantauan tentang Varians Biaya dan Jadwal Terpadu Proyek
Memantau nilai SV (Scheduled Variance) terhadap suatu proyek atau item berguna untuk melihat apakah item atau proyek itu sudah sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Proses ini dilaksanakan baik pada suatu item pekerjaan yang direfleksikan sebagai nilai bobot pekerjaan, ataupun secara total keseluruhan proyek. Selanjutnya akan dimengerti jikalau nilai BCWP lebih tinggi telah selesai lebih cepat dari awal jadwal rencana, begitu pula sebaliknya. Apabila keduanya bernilai sama atau SV = 0, berarti tepat sesuai jadwal.
Memantau nilai CV (Cost Variance), seperti uraian sebelumnya, menunjukkan deviasi biaya antara biaya Actual (ACWP) dengan BCWP. Seperti menghitung SV, jikalau nilai BCWP lebih tinggi dibandingkan ACWP, itu menunjukkan adanya suatu Cost overrun atau biaya yang lebih besar dibandingkan biaya rencana (BCWS). Begitu  sebaliknya, yakni keadaan Cost underrun. Selanjutnya akan sama pengertiannya jika bernilai nol.

2.5  Pantauan Tentang Indeks Produktivitas Atau Kinerja Proyek
Memantau baik nilai indeks produktivitas atau kinerja proyek, baik terhadap jadwal atau biaya, berarti memantau akan efisiensi penggunaan sumber daya yang dinotasikan masing-masing sebagai SPI (Scheduled Performance Index) dan CPI (Cost Perform
2.6  Pantauan Tentang Proyeksi Dan Jadwal Akhir Proyek
Pada saat melakukan pelaporan hasil pantauan data yang terkumpul mengenai kemajuan pekerjaan, ikatan pembelian dan pengeluaran, selanjutnya dianalisa untuk setiap paket kerja. Berdasarkan laporan atas kinerja yang terlaksana tersebut, maka perkiraan biaya dan jadwal akhir suatu paket dan nama proyek akhirnya bisa diperkirakan. Membuat perkiraan biaya atau jadwal pelaksanaan proyek yang didasarkan atas ketiga Indikator tersebut, akan memberikan petunjuk besarnya biaya hingga pada akhir proyek disebut sebagai Estimate at Completion, EAC, atau dapat dikatakan memberi proyeksi mengenai akhir proyek atas dasar angka yang diperoleh saat pelaporan. Sesungguhnya dalam menilai kedua indikator selanjutnya yakni BCWP dan ACWP, mesti dilakukan pemantauan terhitung secara item pekerjaan suatu proyek. Kemudian masing-masing item yang sudah menunjukkan kemajuan tersebut akan diperoleh suatu persentase kemajuan secara keseluruhan proyek untuk periode satu minggu atau sebulan. Akhirnya didapatkan BCWP sehari, BCWP seminggu atau sebulannya atau seterusnya, atau dikatakan sebagai realisasi kemajuan mingguan dalam bulanan, ataupun saat berakhir proyek, atau bisa pula pada bulan-bulan tertentu. Selanjutnya seorang akuntan atau yang sudah ditunjuk akan melakukan tugasnya menghitung biaya aktual dalam seminggu atau sebulan, atau ACWP mingguan atau bulanan dimana didalamnya sudah termasuk biaya-biaya Overhead.
Bila dianggap kinerja biaya pada pekerjaan tersisa adalah tetapi seperti pada saat pelaporan, maka perkiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC = Estimate to Completion) adalah sama besar dengan anggaran pekerjaan tersisa dan dibagi dengan indeks kinerja biaya, atau:
                            ETC = (BAC-BCWP)/ CPI .... (9)
Dimana BAC (Budget at Completion) merupakan harga yang tertera dalam kontrak. Akhirnya, prakiraan total biaya proyek (EAC = Estimate at Completion) adalah sama besar dengan jumlah pengeluaran sampai pada saat pelaporan atau ditambah dengan perkiraan biaya untuk pekerjaan yang masih tersisa, atau:
                                EAC = ACWP + ETC .... (10)
Kajian dilakukan terhadap perkembangan proyek yang mengambil empat waktu yakni pada akhir minggu ke-4, minggu ke-12, minggu ke-19 dan minggu ke-25. Adapun tinjauan ini meliputi:
1.        Empat jenis Varians yaitu Varians jadwal (SV), Varians biaya (CV), Accounting Variance (AV), dan Time Variance (TV)
2.        Kinerja jadwal (SPI) dan kinerja biaya (CPI)
3.        Estimasi biaya untuk sisa pekerjaan hingga selesainya proyek (ETC), dan
4.        Estimasi biaya keseluruhan pada akhir proyek (EAC)
Kelemahan dari analisis varians adalah tidak  mengungkapkan masalah kinerja kegiatan yang  sedang dilakukan. Konsep nilai hasil dikembangkan untuk membuat  prakiraan atau proyeksi masa depan proyek,  misalnya untuk menjawab pertanyaan berikut :
1.      Dapatkah proyek diselesaikan dengan dana  sisa yang ada ?
2.      Berapa besar perkiraan biaya untuk  menyelesaikan proyek ?
3.      Berapa besar proyeksi keterlambatan pd akhir  proyek, bila kondisi masih seperti saat pelaporan ?
Konsep nilai hasil mengukur besarnya unit  pekerjaan yang telah diselesaikan pada suatu  waktu bila dinilai berdasarkan jumlah anggaran  yang disediakan untuk pekerjaan tersebut.
Rumus nilai hasil :
Nilai hasil = ( % Penyelesaian) × (Anggaran)
Nilai hasil = ( % Penyelesaian) × (Anggaran)
Contoh :
Pekerjaan pondasi beton volume 300 m3 dengan anggaran Rp 80 juta. Pada minggu  pertama dilaporkan sebanyak 75 m3 pengecoran telah diselesaikan. Berapa nilai  hasil (earned value) pada saat pelaporan ?
Nilai hasil adalah biaya yang dianggarkan dari  pekerjaan yang telah diselesaikan. Volume pondasi yang telah diselesaikan = 75 m3 atau =75/300 × 100 % = 25 %. Angaran pengeluaran = 25 % × Rp 80 jt = Rp 20 jt.
Jadi nilai hasil adalah Rp 20 juta.
Pengeluaran aktual dapat lebih kecil (misalnya Rp  15 juta), lebih besar (misalnya Rp 35 juta) atau  juga sama dengan nilai hasil, tergantung dari  efisiensi pelaksanaan pekerjaan.  Pada umumnya, keadaan sesungguhnya lebih  kompleks daripada contoh di atas. Misalnya dalam  suatu paket terdiri dari pekerjaan A, B, C sbb :
  1. Pekerjaan A telah selesai 100 %.
  2. Pekerjaan B masih dalam proses atau sedang  dilaksanakan.
  3. Pekerjaan C belum dimulai.


ppl1.jpg





Untuk menghitung paket kerja tersebut, dengan menjumlahkan bobot komponen-komponen  tersebut (A+B+C) terhadap total, sedangkan nilai
hasil komponen-komponen tersebut adalah  sebagai berikut :
a.         Komponen A (telah selesai)
= 100 % × Anggaran Pekerjaan A
b.      Komponen B = Prosentase penyelesaian fisik
pekerjaan B × Anggaran Pekerjaan B
c.       Komponen C (belum dimulai) = 0

Contoh perhitungan nilai hasil pada saat pelaporan adalah:
ppl1.jpg















Ada 3 indikator yang digunakan dalam konsep nilai  hasil :
  1. BCWS ( Budgeted Cost of Work Scheduled). Anggaran untuk suatu paket pekerjaan  berdasarkan jadual pelaksanaan.
  2. BCWP ( Budgeted Cost of Work Performed). Merupakan nilai hasil dari sudut pandang nilai  pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap  anggaran yang disediakan untuk melaksanakan  pekerjaan tersebut.
  3. ACWP ( Actual Cost of Work Performed). Jumlah aktual biaya yang telah dilaksanakan.  

Dari ketiga indikator tersebut dapat dihitung  varians biaya ( Cost Varians , CV) dan varians jadual (Schedule Varians , SV), yaitu :
CV = BCWP – ACWP
SV = BCWP – BCWS
CV = BCWP – ACWP
SV = BCWP – BCWS
Nilai varians biaya (CV) ada tiga kemungkinan :
  • Negatif : biaya aktual lebih tinggi dari anggaran,  disebut  cost overrun
  • Nol : pekerjaan terlaksana sesuai dengan  anggaran.
  • Positif : pekerjaan terlaksana dengan biaya  kurang dari anggaran, disebut  cost underrun
Konsep nilai hasil dalam bentuk grafik ditunjukkan dalam gambar berikut :
ppl1.jpg









Gambar 5. Konsep Nilai Hasil



            Efisiensi penggunaan sumber daya dapat diketahui dari indeks produktivitas atau indeks  kinerja dengan rumus sebagai berikut :
ppl1.jpg









Nilai angka indeks kinerja menunjukkan hal-hal  sebagai berikut :
a.       Kurang dari 1 : kinerja penyelenggaraan proyek  kurang baik
b.      Lebih dari 1 : kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari rencana
c.       Makin besar perbedaannya dari angka 1 maka makin besar penyimpangannya dari perencanaan dasar atau anggaran. Jika  diperoleh angka yang terlalu tinggi perlu dikaji  apakah mungkin perencanaannya atau  anggarannya yang tidak realistis.

Dengan konsep nilai hasil, dapat dibuat prakiraan  biaya atau jadual penyelesaian proyek yang  didasarkan atas hasil analisis indikator pada saat  pelaporan. Prakiraan tidak dapat memberikan jawaban dengan  angka yang tepat karena didasarkan atas berbagai  asumsi, jadi tergantung dari akurasi yang dipakai.  Meskipun demikian, pembuatan prakiraan biaya  atau jadual amat bermanfaat karena memberikan  peringatan dini mengenai hal-hal yang akan terjadi  pada masa yang akan datang, bila kecenderungan  yang ada pada saat pelaporan tidak berubah.
Rumus yang digunakan :
a.       Prakiraan biaya untuk pekerjaan tersisa (ETC) :
ETC = BAC – BCWP
dimana BAC (budget at completion ) adalah nilai  BCWS pada akhir selesainya   proyek.
b.      Prakiraan total biaya proyek (EAC) :
EAC = ACWP + ETC
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada  sub  bab  ini  maka  akan  dilakukan  perhitungan dengan menggunakan indikator- indikator dari metode konsep nilai hasil yang ada dan melakukan perhitungan terhadap variansi-variansi tinjauan.

3.1 Contoh Kasus 1
3.1.1  Menghitung BCWS
BCWS menunjukkan  bobot   masing- masing pekerjaan atau keseluruhan pekerjaan pada satu satuan waktu pelaksanaan. Untuk menghitung BCWS masing-masing pekerjaan dibuat terlebih dahulu bagan balok. Hasil bagi anggaran pekerjaan tersebut dengan jumlah segmen waktu rencana akan memperoleh BCWS yang dimaksud. Kumulatif angka BCWS pada satuan waktu tersebut menunjuk- kan bobot pekerjaan yang dilaksanakan pada minggu   tersebut.   Hasil   keseluruhan   dapat dilihat pada Tabel 2.

3.1.2 Menghitung ACWP
       ACWP  di  dapat  dari  bagian  keuangan proyek.   Perhitungan   ini   hanya   merupakan sebuah perkiraan atau estimasi yang diasumsikan sebagai biaya yang sesungguhnya terpakai  (real  Cost).  Real  Cost  merupakan hasil  kali  dari  besar  penggunaan  bahan  dan tenaga dengan harga satuan bahan dan upah (real  unit  price).       Pada  proyek  ini  ACWP ditentukan sebanyak 4 (empat) kali atau sama denganjumlah         pelaporan       yang         telah dilakukan. Pada  pelaporan  pertama  yaitu pelaporan yang dilakukan pada minggu ke-4 setelah pekerjaan dimulai maka bobot total mingguan biaya yang terjadi dapat dilihat pada Tabel 3,4, 5, dan 6.

3.1.3 Menghitung BCWP
BCWP   diperoleh   dengan   mengalikan prestasi pekerjaan (kumulatif dengan
anggaran pekerjaan.Seperti  pada  pelaporan I,minggu  ke-4 maka untuk minggu ke-4  diperoleh:
BCWP  = Rp. 442.192.256,80
3.1.4 Perhitungan Pengendalian Biaya dan Jadwal
Perhitungan untuk Schedule Variance didapat: SV = - Rp. 57.522.256,10
Perhitungan untuk Cost Variance didapat:  CV = - RP. 31.138.811,00
Perhitungan untuk Accounting Variance didapat: AV = RP. 26.383.444,91.
Perhitungan   untuk   Indeks   Kinerja   Jadwal didapat SPI = 0,84161
Perhitungan  untuk   Indeks  Kinerja  Biaya didapat CPI = 0,90754

3.1.5 Perhitungan Proyeksi Biaya dan Jadwal Akhir Proyek
Dari kasus yang ada, diambil pengamatan pada minggu ke-4 untuk melihat hasil kinerja dari proyek tersebut. Dari kondisi tersebut akan diprediksi biaya dan jadwal diakhir proyek. Untuk menganalisa kemungkinan biaya yang akan terjadi nanti, kita harus memperhitungkan pekerjaanpekerjaan yang masih ada/tersisa yang belum dilaksanakan. Perkiraan biaya untuk pekerjaan-pekerjaan tersisa (ETC) didapat: ETC = Rp. 7.700.856.305,92. Perkiraan biaya akhir proyek (EAC) didapat sebagai berikut : EAC = Rp. 8.037.643.117,16.
Maka dengan demikian kita bisa membandingkan hasil analisa dengan anggaran yang sebenarnya.
Anggaran sebenarnya = Rp. 7.294.494.503,69.
Proyeksi nilai akhir proyek (EAC)  = Rp. 8.037.643.117,16.  
Selisih anggaran = - Rp. 743.148.614,00.
Hasil negatif berarti dari segi biaya pengelola proyek mengalami kerugian.








Tabel 2. Perhitungan BCWS

Tabel 3. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-4

                                         
















Tabel 4. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-12
                                                       










Tabel 5. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-19













 Tabel 6. Bobot Mingguan ACWP sampai minggu ke-25
        
















3.2 Contoh Kasus II

ppl1.jpg








1 comment:

  1. sangat bermanfaat, boleh saya minta file word atau pdf nya ? untuk bahan tugas akhir saya. terima kasih.
    mrheza10@gmail.com

    ReplyDelete